top of page
Search

Sharing Session PEBOSS 01: Etika Sebagai Landasan Hidup yang Saling Memanusiakan

Writer's picture: PEBOSS PPM - PrisaptaPEBOSS PPM - Prisapta

Updated: Feb 19, 2019

Kamis, 17 Mei 2018 di Ruang A. M. Kadarman, Gedung B PPM Manajemen, dilaksanakan sharing session yang mengangkat tema ‘Etika Sebagai Landasan Hidup Bersama yang Memanusiakan’, yang dibawakan oleh Franz Magnis Suseno atau yang akrab disapa Romo Magnis. Selain dihadiri oleh Pelaksana Upaya PEBOSS, para staf, dan karyawan PPM Manajemen, kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Mahasiswa Wijawiyata Manajemen angkatan 77. Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan mata kuliah Etika Bisnis, PPM School of Management. Melalui kegiatan ini, para peserta sharing session memperkaya pengetahuan mengenai konsep etika, filsafat Jawa, dan etika sebagai landasan hidup.




Pembicara Franz Magnis Suseno (duduk di tengah) bersama Pelaksana Upaya PEBOSS, karyawan dan mahasiswa MM Sekolah Tinggi Manajemen PPM

Ringkasan Materi Sharing

“Kenapa harus etis , karena ingin baik, menuju hidup ke arah yang bermutu.”

Etika dalam praktinya sering dipisahkan menurut bidang dan geografis nya seperti ada etika politik, etika bisnis serta Etika Jawa. Sebagai sebuah ilmu yang memberikan tuntunan perilaku hidup, seorang pebisnis banyak bisa dikatakan banyak pebisnis yang tidak cakap berbisnis karena tidak menjalankan etika bisnis dalam praktik menjalankan dan mengembangkan bisnisnya. Bisnis tanpa etika bukan cara yang benar untuk mengembangkan bisnis.


Rasionalitas Etika


Apakah Etika itu masuk akal? Etika dan Moralitas. Etika merupakan pemikiran tentang moralitas, atau dengan kata lain etika adalah filsafat moralitas. Tidak setiap orang punya etika, karena ada banyak orang tidak memikirkan moralitas, misalnya tidak mempertanyakan dasar-dasar kenapa orang tidak boleh berbohong. Berbeda dengan orang yang tidak bermoral.


Moralitas pada intinya merupakan adanya kesadaran tentang baik atau buruk manusia. Baik buruk manajer atau dosen atau petinju bisa berbeda-beda. Tapi moralitas bicara mengenai baik buruk sebagai manusia. Pada dasarnya kita selalu menggunakan moral sebagai dasar penilaian.


Etika pemikiran tentang moralitas untuk berbagai entitas dan organisasi. Misalnya studi Etika Jawa bukan pemikiran moralitas Jawa, tetapi menyusun struktur yang membentuk Etika Jawa itu sendiri. Etis hampir sama dengan moral, kata etis lebih bergengsi atau luhur tapi pada dasarnya sama.


Rasionalitas kalau sesuatu tindakan masuk akal atau pikiran. berarti penggunaan akal atau logika. Sesuatu dipandang etis kalau masuk akal. Menurut Thomas Aquinas tidak mungkin Tuhan memerintahkan sesuatu yang tidak bermoral. Tuhan menciptakan aturan untuk ditaati. Untuk mengaitkan moralitas dengan rasionalitas contoh sederhana larangan berbohong. Secara logis atau rasio berbohong adalah tindakan yang tidak baik, maka secara moral berbohong dilarang.


Etika Aristoteles

Menurut Aristoteles 400 SM, etika dibuat tanpa memikirkan kematian, etika dibuat untuk menunjang kebahagiaan. – Ibnu Sina – Ibrus Mencari nikmat saja dengan menghindari yang tidak enak tidak akan mendapatkan kebahagiaan. Hidup yang etis sangat rasional karena konklusif terhadap kebahagiaan. Bahagia karena merasa tidak gagal.


Etika Thomas Aquinas

Menurut Thomas Aquinas seorang rohaniawan gereja, beliau memberikan tambahan atas pandangan Aristoteles, bahwa moralitas itu sebenarnya terungkap dalam hukum kodrat. Hidup sesuai dengan kodrat merupakan hidup yang mengeluarkan kemanusiaan kita. Thomas Aquinas yakin bahwa manusia adalah ciptaan Allah. Kodrat manusia bukan hasil sesuatu kebetulan, namun atas kehendak Allah. Artinya kalau hidup sesuai kodrat/kemanuasiaan, maka kita hidup sesuai kehendak Allah. Etika disini tidak sekedar peraturan-peraturan , melainkan membuat nyata kemanusiaan kita dengan petunjuk-petunjuk dari ajaran agama. Tindakan dituntun oleh norma-norma yang terdapat di dalamnya.


Etika Jawa

Yang membedakan Aristotele dan Thomas Aquinas dengan etika jawa adalah etika yang dihayati. Etika Jawa merupakan salah satu bagian etika Timur (yang tersebar dari India, China ke timur ). Hal yang menarik Etika Jawa adalah ketidak-terkaitan dengan hidup setelah mati, namun bermaksud membuat hidup sekarang lebih berarti / lebih positif (Aristo). Contoh ungkapan “sepi ing pamrih rame gawe” mampu untuk tidak terus menerus memikirkan diri sendiri, lakukan tanggungjawabmu nanti akan bahagia. Keadaan bahagia karena dengan komunitas tidak berkonflik sehingga selaras, dan hubungan baik dengan komunitas dibina dengan bebas dari rasa resah. Situasi tindakan yang selaras diciptakan tanpa paksaan/ ancaman dalam rasionalitas dalam kualitas hidup yang kita alami.


Etika yang dianggap sebagai kewajiban moral tidaklah cukup. Etika Harus sampai kepada situasi kita ingin etis. Mengapa kita perlu etis? Jawaban naif yang sering kita dengar adalah supaya masuk surga. Namun etika itu lebih hal tersebut. Masuk surga merupakan penyempurnaan arah dari kehidupan kita yang tercapai di dunia ini. Kita ingin hidup etis karena ingin mencapai keutuhan hidup, hubungan yang baik dengan orang dekat. karena orang yang etis mampu membina hubungan dengan orang terdekat. Mulai dari keluarga, rekan kerja, dan masyarakat.


Jadi jika ada pertanyaan, kenapa etis? Jawabannya adalah karena ingin baik,menuju hidup ke arah yang bermutu.

11 views0 comments

Comments


Daftar dan anda akan update terkait PEBOSS!
  • Grey Google+ Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey Facebook Icon

© 2023 by Talking Business.  Proudly created with ADVANWix.com

bottom of page