NATALIA SOEBAGJO
Natalia Soebagjo adalah mantan Ketua Dewan Eksekutif Transparency International Indonesia dan saat ini adalah salah satu anggota Tim Pengarah PEBOSS PPM Manajemen. Ia memberikan pidato penutup IBEC 2021. Ia juga menyampaikan apresiasinya atas diskusi yang membuahkan hasil bermanfaat selama konferensi dua hari tersebut. Banyak ide muncul mengenai bisnis yang etis saat dialog dan pertukaran perspektif terjadi lintas profesi dan dengan industri yang berbeda.
Alih-alih meringkas seluruh konferensi, Ibu Soebagjo menyoroti empat isu utama. Pertama, konferensi tidak memakan terlalu banyak waktu membahas definisi etika bisnis. Ia mengutip dari sesi panelis sebelumnya bahwa etika berasal dari dalam setiap dan dimanifestasikan sejak kecil. Beliau menekankan pentingnya etika di dalam perilaku organisasi dan pengambilan keputusan.
Kedua, pada pembahasan penerapan etika bisnis, terdapat kecenderungan untuk membicarakan tantangan, terutama bagi mereka yang bekerja di lingkungan yang terdapat korupsi yang endemik, penegakan hukum yang lemah, dan toleransi terhadap korupsi yang masih tinggi. Dari kasus bisnis yang dicontohkan dari sesi sebelumnya, untuk menjadi etis, jelas menunjukkan bahwa menjadi etis membantu perolehan laba. Bisnis yang menjadi lebih menarik bagi investor, dapat membangun kepercayaan dalam perusahaan, dan memperkuat reputasi positif. Dengan bersikap etis, bisa membuka peluang baru, dan melindungi perusahaan dari predator di sektor publik yang mencoba menguji komitmen dalam berbisnis.
Ibu Soebagjo menekankan bahwa sebagian besar kasus yang ditangani KPK terkait dengan sektor publik dan pengadaan. Akan tetapi, saat ini, praktik korupsi semakin berkurang karena peraturan antikorupsi mulai diterapkan secara universal dan lebih kuat. Peraturan-peraturan bisa menjadi panduan untuk menjadi lebih akuntabel, namun tidak terbatas pada masalah kepatuhan saja, tetapi juga soal menjalani kehidupan yang didorong oleh nilai positif, baik secara pribadi maupun dalam organisasi.
Ketiga, ada satu kekuatan bersama bagi mereka yang ingin membangun sistem integritas di dalam organisasi. Kekuatan itu terkait dengan kepemimpinan, karena peran penting yang mereka mainkan yakni harus jelas, konsisten, memberi contoh, dan mempromosikan perubahan di seluruh organisasi. Bisnis tidak lagi berorientasi pada keuntungan saja, karena ada urgensi bagi bisnis yang perlu berurusan dengan lebih banyak entitas yang menuntut perilaku bisnis yang lebih inklusif, berkelanjutan, akuntabel, dan transparan. Tidak peduli seberapa besar atau kecil bisnis itu, membangun sistem anti-suap dalam organisasi dimulai dengan mengembangkan kode etik hingga berkembang menjadi sistem etika yang komprehensif. Ada berbagai alat dan metode yang dapat membantu mereka membangun sistem.
Penerapan etika bisnis dalam sektor sumber daya alam menjadi semakin penting. Sebagai contoh, kepemimpinan yang ditunjukkan oleh PT Astra Agro Lestari Tbk menarik, ketika mereka mampu menerjemahkan filosofi perusahaan ke dalam praktik; kemudian menjadi warga perusahaan yang baik dan mempertahankan bisnis mereka, sehingga dapat berkontribusi pada kemakmuran bangsa. Di sektor-sektor yang melibatkan sentuhan kemanusiaan yang intens, etika dimulai dari dalam individu, mulai dari membangun nilai-nilai karakter hingga menjadikan mereka sebagai contoh etika perusahaan.
Ibu Soebagjo prihatin dengan etika yang hanya sebatas lip service dan tidak dipahami secara mendalam dan termanifestasikan, karena etika bukan hanya tentang kepatuhan terhadap peraturan yang ada saja. Etika seharusnya menjadi bagian dari sifat individu dan organisasi.Kabar baiknya adalah semakin banyak perusahaan yang memiliki Sertifikasi Sistem Manajemen Anti Korupsi dari ISO: 370001. KAKI menggarisbawahi perlunya tindakan kolektif di Indonesia untuk meningkatkan sistem integritas.
Terakhir, PEBOSS telah mengembangkan model pembudayaan etika organisasi dalam konteks Indonesia. Dalam model ini, ada tiga faktor, antara lain, pemahaman etika, dukungan organisasi, dan ketaatan perilaku. Masing-masing faktor ini merupakan komponen yang perlu dikembangkan organisasi secara individual karena tidak ada satu sepatu yang cocok untuk semua. Ketua Tim Pengarah PEBOSS juga mendorong organisasi untuk berdiskusi dengan tim untuk mengembangkan infrastruktur yang beretika.
Sebagai kata penutup, Ibu Soebagjo sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada semua peserta dan panelis dan berharap mereka sukses dalam upaya mereka di masa depan untuk mengembangkan sistem bisnis yang etis di perusahaan.
Comments