Opini HADISUDJONO SASTROSATOMO di Surat Pembaca Kompas
Untuk menyelenggarakan kebijakan organisasi secara sehat, benturan kepentingan wajib dihindari. Ini merupakan prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjalankan good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik. Hal serupa berlaku untuk lingkup pemerintahan.
Secara sederhana dapat digambarkan bahwa seorang pemain tentu tidak boleh merangkap menjadi wasit. Memisahkan kewenangan dengan hal pribadi juga merupakan upaya menghindari benturan kepentingan.
Di republik tercinta ini sering dikisahkan sikap kenegarawanan beberapa tokoh pada masa lalu. Saya mengambil contoh dua orang saja. Pak Hoegeng pernah meminta istrinya menutup toko bunga miliknya, untuk mencegah orang berbelanja dengan maksud tertentu.
Bung Hatta, saat pemotongan nilai uang (sanering), tidak menceritakan akan adanya kebijakan ini kepada sang istri. Akibatnya, Ibu Rahmi Hatta tidak dapat menggunakan tabungannya untuk membeli mesin jahit.
Sekarang, kemungkinan gagalnya banyak kebijakan dapat diakibatkan oleh tidak disadarinya atau malahan disengajanya situasi benturan kepentingan dalam berbagai lembaga pemerintahan.
Menilai tepat atau tidaknya seseorang dengan kewenangan di ruang lingkup jabatannya merupakan hal yang sangat penting. Pernyataan Presiden tentang penempatan salah seorang pembantunya karena dinilai memiliki kemampuan manajerial mumpuni masih sangat sempit.
Berulang kali saya menulis pentingnya keutuhan KSA (knowledge, skill, ability and attitude) dimiliki seorangdengan kewenangan pengambilan keputusan. Dilihat dari sisi profesi yang sangat khas dan menyangkut nasib manusia, maka urutannya yang lebih tepat adalah attitude yang di awal. Dimulai dengan pertanyaan apakah perilaku profesionalnya dapat dipertanggungjawabkan? Apalagi jika sosok itu memiliki masalah sisi profesi dan pada saat yang sama menjadi wasit yang menguasai keputusan.
Maka, prasyarat tata kelola pemerintahan yang baik tidak terpenuhi. Jika kekuasaan memaksakan, mungkin dalam jangka pendek tidak dapat ditentang, tetapi hampir pasti ke depan akan muncul gejolak karena diabaikannya suatu falsafah yang menyangkut keselamatan manusia.
HADISUDJONO SASTROSATOMO
Jalan Pariaman, Pasar Manggis, Jakarta Selatan 12970
Comments